Penggunaan Senjata Api Oleh Petugas Kepolisian Dalam Keadaan Mendesak Yang Menimbulkan Kematian Atau Luka Berat Ditinjau Dari Asas Legalitas, Nessesitas Dan Proporsionalitas

摘要

Keyword : Senjata api, petugas kepolisian, keadaan mendesak, kematian dan luka beratududPenggunaan senjata api oleh petugas kepolisian sudah diatur dalam Pasal 48 Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2009 dimana para petugas kepolisian jika menggunakan senjata api harus mengacu pada pasal tersebut dalam keadaan mendesak. Penelitian ini mengambil rumusan masalah bagaimana implementasi dalam melaksanakan penggunaan senjata api dalam keadaan mendesak. Kemudian kendala kendala yang dialami petugas kepolisian dalam melaksanakan penggunaan senjata api tersebut.ududPenelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis. Sumber data primer diperoleh dari lapangan sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari dokumen – dokumen resmi, buku, hasil penelitian dalam bentuk skripsi, tesis, dan peraturan perundang – undangan. Teknik pengumpulan datanya berupa wawancara dengan Responden dan dokumen serta observasi ke Ditreskrimum Polda Jawa Timur sebagai tempat pengambilan data primer. Kemudian data hasil penelitian tersebut dianalisa secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh data bahwa penggunaan senjata oleh petugas kepolisian ini hanya bersifat untuk melumpuhkan pelaku kejahatan dan bukan bersifat untuk membunuh, hal ini juga sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kendalanya adalah pada saat pelaku kejahatan melakukan perlawanan dan tidak menghiraukan peringatan petugas pada saat penangkapan dan memiliki senjata tajam dan bahan peledak yang dianggap membahayakan nyawa orang lain maka dengan upaya terakhir petugas kepolisian melepaskan tembakan kepada pelaku kejahatan yang dianggap membahayakan nyawa orang lain tersebut.