Film Hijab mengandung pro dan kontra dimana film ini syarat isu fenomenal dan kontroversial yang selalu ramai dibicarakan di masyarakat, bahkan bisa saja berlangsung dalam waktu yang cukup panjang. Dengan sudut alur cerita yang tidak biasa ini Hanung Bramantyo selaku sutradara dapat mengkomunikasikan suatu pesan dengan cara yang tidak biasa dan berbau kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana pemaknaan audiens atau informan atas teks media yang terbentuk dalam film Hijab.ududPenelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang menggunakan metode reception analysis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis interaktif yaitu dengan mengklasifikasikan data yang termasuk dalam resepsi pada pengguna hijab dan bukan pengguna hijab. Kemudian dilanjutkan dengan interpretasi data hasil temuan di lapangan.ududHasil penelitian menunjukan bahwa audiens memiliki kekuatan sendiri dalam memaknai film Hijab yang menyangkut dominant reading, negotiated reading dan oppositional reading. Namun dalam penelitian ini pemaknaan audiens terhadap film Hijab cenderung masuk kategori the negotiated reading, dimana subyek penelitian beranggapan bahwa penampilan para pemain film Hijab kurang sopan dalam berutur kata dan terlalu vulgar, namun subyek masih menilai bahwa film ini masih termasuk dalam film yang Islami. Cerita fashion hijab dalam film ini ini tidak terlalu memberikan nilai-nilai Islam yang positif untuk kehidupan masyarakat. Namun aspek positif dari film ini adalah ketika para istri mulai ikhlas untuk memberitahukan pada suami mereka untuk menjalankan bisnisnya.
展开▼