REPRESENTASI CINTA DI FILM “3 HATI 2 DUNIA 1 CINTA”ud( Studi Semiotik Tentang Representasi Cinta di Film “3 Hati 2 Dunia 1udCinta”)

摘要

Penelitian ini didasarkan pada sebuah fenomena cinta Elektra komplek yangudmenuai pro dan kontra di masyarakat. Film “3Hati 2Dunia 1 Cinta “, merupakan filmudyang menyajikan beberapa cmakna cinta didalamnya,mulai dari tokoh utamaRosyid yangudmenjalin hubungan dengan Delia seoarng nasrani sampe cinta Rosyid dan kedua orangudtuanya dan Nabila.udPenelitian ini bertujuan untukmengetahui bagaimana cinta direpresentasikanuddalam film. Cinta dalam media massa sering ditampilkan dengan sikap maupun perilakuudseorang wanita dan pria dewasa, sampai perilaku orang tua dan anaknya. Fenomena cintaudElektra kompleks adalah sebuah fenomena cinta yang dirasakan dan diwujudkan dalamudsebuah perilaku, sikap seorang muslim dan non muslim yang sedang berusaha inginudmemperthankan hubungannya dihadapan keluarga masing-masing. Dan sikap seorangudorang tua yang keras tehadap anaknya. Film sebagai komunikasi massa dan realitasudsosial, serta teori semiotic dalam film.udPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metodeudsemiotic. Pendekatan semiotic yang dikemukakan oleh John Fiske melalui level realitasuddan level representasi.udData dibagi menjadi dua level yaitu level realitas dan level representasi. Padaudlevel realitas, dianalisis penandaan yang terdapat pada kostum, make-up, setting, danuddialog. Pada level representasi dianalisis penandaan yang terdapat pada cara kerjaudkamera. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan konsep yang melibatkanudhubungan tanda, obyek interpran serta menggunakan ikon, indeks dan simbol yangudmenjadi penandaan terhadap representasi cinta oleh tokoh Rosyid.udKesimpulan dari penelitian ini adalah fenomena cinta Elektra kompleks yanguddialami oleh seseorang yang berbagi cintanya antara keluarga dan orang yang iaudcintainya. Diwujudkan dalam sebuah perbedaan perilaku dan sikap yang mengalamiudperubahan, lebih aktif dan melawan orang tua. Pada dasarnya, cinta harus tetap memakaiudlogika, meskipun cinta mendorong seorang untuk melakukan perilaku yang irasional danudpenuh emosi. Karena bagimanapun cinta terhadap orang tua itu lebih penting daripadaudcinta antara lawan jenis.